SURABAYA (suarakawan.com) – Karena terbukti berbohong, sebanyak enam orang calon mahasiswa bidik misi terpaksa dicoret dari pendaftaran di Universitas Surabaya.
Demikian disampaikan Rektor Unesa Muchlas Samani, sesaat lalu, usai acara Simposium Nasional hasil penelitian tentang guru di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (09/06).
Dijelasknanya, setelah diverifikasi ternyata data ke enam calon mahasiswa tersebut tak sesuai dengan yang ditulis dalam lampiran data yang sudah disetorkan ke panitia. “Ternyata mereka anaknya orang kaya semua,” tambahnya.
“Mereka ini termasuk keluarga dengan ekonomi di atas rata rata. Padahal syarat untuk menjadi peserta bidik misi adalah dari keluarga tidak mampu secara ekonomi,” lanjutnya.
Dalam sistem verifikasi program bidik misi ini, pihaknya melakukan proses verifikasi data di lapangan sehingga tidak sekedar menerima data begitu saja dari calon peserta.
“Bahkan masyarakat juga diberi kesempatan untuk memebrikan masukan terkait bidik misi ini melalui www.unesa.ac.id,” sergahnya.
Sebagaimana diketahui, syarat untuk menjadi mahasiswa bidik misi ada dua. Yakni memiliki nilai raport akademik yang sesuai dengan ketentuan. Selain itu harus berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi.
Dua syarat ini mutlak harus dipenuhi. Namun jika nilai akademisnya sudah tak memenuhi syarat maka yang bersangkutan langsung dicoret dari nominasi. Tak perlu lagi dilakukan verifikasi data secara ekonomi. (By/jto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar